NAMA
: BELKI
NIM
: 292009303
KELAS
: A
SOAL
1.
Jelaskan
dengan contoh apa yang menjadi objek kajian sintaksis!
2.
Berilah
dua contoh analisis kalimat bedasarkan konstituennya dilihat dari segi fungsi,
kategori, dan makna satuan-satuanya!
3.
Buatlah
bagan jenis frasa dan kalimat!
4.
Jelaskan
dengan contoh apa yang menjadi objek kajian simantika!
5.
Jelaskan
melalui contoh apa diksi itu!
6.
Jelaskan
dengan contoh apa perbedaan antara kata utama dengan kata tugas itu!
7.
Berilah
contoh perubahan makna secara singkronis dan secara diakronis dengan penjelasan
secukupnya!
Jawab
1. Yang menjadi objek
kajian sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat.
Frase
Frase adalah satuan gramatik yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya:
akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis, kamar hotel itu, yang sedang berjalan, dan baju baru anak
itu.
Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase
mempunyai dua sifat, yaitu
a.
Frase merupakan satuan gramatik yang
terdiri dari dua kata atau lebih.
b.
Frase merupakan satuan yang tidak
melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam
satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.
Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang
terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan
keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak
orang mengatakan.Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).
Penggolongan klausa:
a.
Berdasarkan unsur intinya
b.
Berdasarkan ada tidaknya kata
negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat
c.
Berdasarkan kategori kata atau frase
yang menduduki fungsi predikat.
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya
pola intonasi akhir.
Contoh: Ayah membaca koran di teras
belakang.
2.
Berilah dua contoh analisis kalimat
berdasarkan konstituennya dilihat dari segi fungsi, kategori, dan makna
satuan-satuannya!
a. Kalimat
luas setara
Kalimat luas setara ialah struktur
kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan
masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal disebut kalimat luas setara
(koordinatif). Kalimat berikut terdiri atas dua kalimat dasar.
Saya datang, dia pergi.
Kalimat itu terdiri atas dua kalimat
dasar yaitu saya datang dan dia pergi. Jika kalimat dasar pertama
ditiadakan, unsur dia pergi masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat
mandiri. Demikian pula sebaliknya. Keduanya mempunyai kedudukan yang sama.
Itulah sebabnya kalimat itu disebut kalimat luas setara.
b. Kalimat
luas bertingkat
Kalimat luas
bertingkat ialah kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti
(utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi
salah satu unsur kalimat inti itu misalnya keterangan, subjek, atau objek dapat
disebut sebagai kalimat luas bertingkat jika di antara kedua unsur itu
digunakan konjungtor. Konjungtor inilah yang membedakan struktur kalimat luas
bertingkat dari kalimat setara.
Kalimat luas
bertingkat dibentuk dari dua buah klausa, yang digabungkan menjadi satu.
Biasanya dengan bantuan kata penghubung sebab, kalau, meskipun, dan sebagainya.
Kedudukan
klausa-klausa di dalam kalimat luas bertingkat ini tidak sama derajatnya. Yang
satu mempunyai kedudukan lebih tinggi dari yang lain; atau yang satu mengikat
atau terikat pada yang lain. Bagan berikut mungkin dapat lebih menjelaskan
struktur kalimat bertingkat ini.
3.
|
4.
Yang
menjadi objek kajian simantika adalah lambang dan referennya, contoh
gambar ini merupakan lambang
“cinta”. Apabila seorang pemuda/remaja memberikan lambang ini kepada seorang
“cewek”, maka makna yang dapat ditangkap adalah bahwa si pemuda/remaja tersebut
mengungkapkan rasa cintanya melalui bahasa gambar 4. Dengan demikian,
pengungkapan rasa cinta kepada orang lain (lawan jenis), tidak harus dengan
simbol-simbol kebahasaan, tetapi dapat dilakukan dengan memberikan simbol
berupa gambar.
5. Definisi sederhananya,
diksi(diction) adalah pemilihan kata dan metode penggunaannya dalam tulisan
atau pembicaraan, serta kemampuan menyampai maksud/ide/keinginan dalam bentuk
kata-kata sejelas-jelasnya.
Contoh
pengunaan kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mangkat, pulang ke
rahatullah, mampus, tutup usia.
6. A.
Kata utama
adalah kata pertama (yang bukan kata sandang) dari tajuk yang terdiri atas dua
kata atau lebih. Tajuk adalah unsur yang menentukan urutan cantuman dalam
catalog.
Contoh
-
Tajuk utama nama Adam
Smith adalah Smith, Adam. Dimana Smith merupakan unsur nama keluaraga dari Adam
Smith.
B. Kata
tugas
adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat
dibagi menjadi lima subkelompok:
7. Berikan contoh
perubahan makna secara sinkronis dan secara diakronis dengan penjelasan
secukupnya!
Perubahan
makna kata secara sinkronis adalah perubahan makna kata pada suatu masa
tertentu. Hal itu disebabkan karena kata tersebut dipakai dengan makna kias,
bukan makana sebenarnya. Perubahan makna ini meliputi :
a.
Asosiasi
Asosiasi adalah
perubahan makna karena adanya kemiripan antara dua hal, benda atau peristiwa
yang sesungguhnya berlainan.
Contoh
v Ia membeli dua amplop
di toko Waras wiris. Agar bisa masuk di Perguruan Tinggi Ia memakai amplop.
v Kursi itu dibuat dari
rotan. Ia sangat berambisi untuk duduk di kursi DPR.
b.
Sinestesia
Sinestesia adalah
perubahan makna karena pertukaran tanggapan indera.
Contoh :
v Pisau itu sangat tajam
Perkataannya sangat tajam.
v Obat itu rasanya
pahit. Rekreasi bulan lalu merupakan pengalaman yang pahit bagiku.
Daftar
Pustaka :
1.
Nyoto
Harjono, Philipus Pirenomulyo. 2009. Kajian
Bahasa Indonesia. Widya Sari Press Salatiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar