INI ADALAH CONTOH MAKALAH YG SAYA BUAT DENGAN BEBERAPA SUMBER YG DIDAPAT....SILAHKAN DIBACA.......
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Masalah
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam
pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya
dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa
untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.
Paradigma lama tentang proses pembelajaran yang
bersumber pada teori tabula rasa John Lock dimana pikiran seorang anak seperti
kertas kosong dan siap menunggu coretan-coretan dari gurunya sepertinya kurang
tepat lagi digunakan oleh para pendidik saat ini.Tuntutan pendidikan sudah
banyak berubah. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dimana anak dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini
sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya
bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan
awal siswa.Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang
mereka lakukan, lihat,dan dengar.
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan
salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem
pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar
kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima
unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif,
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan
proses kelompok.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Cooperative Learning?
2. Bagaimana
unsur atau ciri Cooperative Learning ?
3. Bagaimana
Model Cooperative Learning ?
4. Bagaimana
Teknik pembelajaran Cooperative Learning ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mendeskripsikan
pengertian Cooperative Learning
2. Mendeskripsikan
unsur atau ciri-ciri Coperative Learning
3. Mendeskripsikan
Model Cooperative Learning
4. Mendeskripsikan
Teknik pembelajaran Cooperative Learning
D.
Manfaat
Penelitian
Bagi pemerintah
Bisa dijadikan sebagai model pembelajaran dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Bagi Guru
Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar
para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
Bagi siswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam
rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas
pendidikan pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Cooperative Learning
Cooperative learning
merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokan
siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok
kecil (Saptono, 2003:32). Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan
khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti
menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, berdiskusi
dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya.
Agar terlaksana dengan baik strategi ini dilengkapi
dengan LKS yang berisi tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa.
Selama bekerja dalam kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya dan memberikan respon terhadap pendapat temannya.
Setelah menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing menyajikan hasil
pekerjaannya didepan kelas untuk didiskusikan dengan seluruh siswa.
B.
Unsur
dan Ciri Cooperative Learning
Menurut
Lundgren (Sukarmin, 2002:2), Unsur-unsur dasar yang perlu ditanamkan pada
diri siswa agar cooperative learning lebih efektif adalah sebagai
berikut :
a.
Para siswa harus memiliki
persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama” b. Para
siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya,
disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi
yang dihadapi.
b.
Para siswa harus berpandangan
bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. d. Para siswa
harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara
anggota kelompok.
c.
Para siswa akan diberikan suatu
evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi
seluruh anggota kelompok.
d.
Para siswa berbagi kepemimpinan
sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
e.
Para siswa akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Sementara itu,
menurut Nur (2001: 3) pembelajaran yang menggunakan model cooperative
learning pada umumnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a.
Siswa bekerja dalam kelompok
secara kooperatif umtuk menuntaskan materi belajarnya.
b.
Kelompok dibentukdari siswa
yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.
Bilamana mungkin, anggota
kelompok berasal dari ras, bangsa, suku, dan jenis kelamin yang
berbeda-beda. d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok
daripada individu.
C. Model Cooperative Learning
Berikut ini
model pembelajaran yang dapat mewakili model-model cooperative learning :
a.
Student teams achievement division (STAD)
Langkah-langkah:
1.
Membentuk kelompok yang
anggotanya ± 4 orang.
2.
Guru menyajikan materi
pelajaran.
3.
Guru memberi tugas untuk
dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan
kepada anggota kelompok.
4.
Guru memberikan pertanyaan/kuis
dan siswa menjawab pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu.
5.
Pembahasan kuis
6.
Kesimpulan
b.
Jigsaw (model tim
ahli)
Langkah-langkah:
1.
Siswa dikelompokkan dengan
anggota ± 4 orang
2.
Tiap orang dalam tim diberi
materi dan tugas yang berbeda
3.
Anggota dari tim yang berbeda
dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)
4.
Setelah kelomppok ahli berdiskusi,
tiap anggota kembali kekelompok asal dan menjelaskan kepada anggota
kelompok tentang subbab yang mereka kuasai
5.
Tiap tim ahli mempresentasikan
hasil diskusi
6.
Pembahasan
7.
Penutup
c.
Group
investivigation go a round
Langkah-langkah:
1.
Membagi siswa kedalam kelompok
kecil yang terdiri dari ± 5 siswa
2.
Memberikan pertanyaan terbuka
yang bersifat analitis
3.
Mengajak setiap siswa untuk
berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran
searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.
d.
Think pair and
share
Langkah-langkah:
1.
Guru menyampaikan inti materi
2.
Siswa berdiskusi dengan teman
sebelahnya tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3.
Guru memimpin pleno dan tiap
kelompok mengemukakan hasil diskusinya
4.
Atas dasar hasil diskusi, guru
mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa
5.
Kesimpulan
e.
Make a match
(membuat pasangan)
Langkah-langkah:
1.
Guru menyiapkan beberapa kartu
yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi
kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)
2.
Setiap siswa mendapat satu
kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
3.
Siswa mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban)
4.
Siswa yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi poin
5.
Setelah satu babak kartu
dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,
demikian seterusnya
D. Teknik Pembelajaran
Kooperatif
Teknik
pembelajaran kooperatif diantaranya:
a.
Mencari Pasangan
1.
Guru menyiapkan beberapa kartu
yang berisi beberapa konsep.
2.
Setiap siswa mendapat satu buah
kartu.
3.
Setiap siswa mencari pasangan
yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
b. Bertukar
Pasangan
1. Setiap
siswa mendapatkan satu pasangan.
2. Guru
memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
3. Setelah
selesai, setiap pasangan bergabung dengan pasangan lain.
4. Kedua
pasangan tersebut bertukar pasangan kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan
jawaban.
5. Temuan
baru yang diperoleh dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan
semula.
c. Kepala
Bernomor
1. Siswa
dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok
memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota
kelompok mengetahui jawaban ini.
4. Guru
memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerja sama mereka.
d. Keliling
Kelompok
1. Salah
satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan
pemikirannya mengenai tugas yang sedang dikerjakan.
2. Siswa
berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya.
3. Demikian
seterusnya. Giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam
atau dari kiri ke kanan.
e. Kancing
Gemerincing
1. Guru
menyipkan satu kotak kecil berisi kancing-kancing.
2. Setiap
siswa dalam kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing.
3. Setiap
kali seorang siswa berbicara, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya.
4. Jika
kancingnya sudah habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai kancing semua
rekannya habis.
f. Dua
Tinggal Dua Tamu
1. Siswa
bekerja sama dalam kelompok berempat.
2. Setelah
selesai, dua orang dari setiap kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke
kelompok yang lain.
3. Dua
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
ke tamu mereka.
4. Tamu
mohon diri dan kembali ke kelompoknya kemudian melaporkan hasil temuannya.
5. Kelompok
mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jadi
model kooperative Learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga
tujuan pembelajaran penting yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Selain itu model ini sangat
berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama, selama berpikir kritis dan
kemampuan membantu teman. Hasil penelitian Linda Lundgren (1994) dan Nur Dlak
(1997) menunjukkan bahwa manfaat Cooperative Learning bagi siswa dengan hasil
belajar yang rendah antara lain :
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada
tugas
2. Rasa harga diri menjadi tinggi
3. Memperbaiki sikap terhadap pelajaran
di sekolah
4. Memperbaiki kehadiran
5. Angka putus sekolah menjadi rendah
6. Penerimaan terhadap perbedaan individu
menjadi semakin besar
7. Perilaku mengganggu menjadi lebih
kecil
8. Konflik antar pribadi menjadi
berkurang
9. Pemahaman yang lebih mendalam
10. Motivasi lebih besar
11. Hasil belajar lebih tinggi
12. Rekomsi lebih lama
13. Meningkatkan perbaikan budi,
kepekaan dan toleransi
B.
SARAN
Perkembangan
dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem
pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam
segala bidang.
Untuk itu seorang pendidik dituntut harus mampu menciftakan inovasi-inovasi
baru dalam membuat metode pembelajaran disekolah tertentu terkusus ditingkat
satuan pendidikan sekolah dasar (SD), semua ini dilakukan agar tercapainya
tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu tujuan Pendidikan Nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
4. http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar